Malang
-
Semarak Tahun
Baru Islam di desa Mulyoagung Kecamatan Dau dimeriahkan oleh pertunjukan seni Pencak Silat dan karnaval 100 Banteng. Acara ini berlangsung
dari tanggal 31 Oktober hingga 1
November dengan diikuti oleh paguyuban seni Pencak
Silat dan Bantengan warga sekitar.
Tepat pada
Sabtu malam tanggal 31
Oktober diadakan pertunjukan seni Pencak
Silat dengan panggung
yang sudah dipersiapkan di jalan Dermo desa Mulyoagung. Sedangkan, pada tanggal
1 November tepatnya siang sampai sore hari digelar karnaval 100 Banteng dari seluruh
desa Mulyoagung dan partisipasi dari desa sekitar, seperti kesenian Bantengan Kudo Asmoro
dari Sengkaling, persatuan
pencak silat Macan Kembar dari Jetak Lor, Banteng Arimbi, persatuan pencak
silat Sekar Kombang dari Jetis, paguyuban seni Banteng Abang Ireng, persatuan pencak
silat Macan Loreng, Banteng Alas Purwo dari Jetis, Banteng Hawa Srikandi dari
dusun Mojorejo, paguyuban pencak silat dan Bantengan
Macan Putih dari dusun Dermo, dan masih banyak lainnya.
Warga
begitu antusias dengan adanya perayaan ini. Terlihat dari banyaknya warga yang
menyaksikan karnaval hingga memadati sepanjang jalan Dermo desa Mulyoagung.
Sedangkan acara ini baru digelar secara besar-besaran pada tahun ini dan akan
dijadikan acara tahunan dalam memperingati tahun baru Islam seperti yang dikatakan
Bapak Heri selaku panitia
pelaksana,
“Ini adalah langkah awal
untuk memeriahkan tahun baru Islam, sekaligus bertujuan untuk melestarikan
budaya-budaya lokal yang semakin lama semakin tergerus oleh kemajuan zaman dan akan dijadikan
agenda tahunan bagi desa Mulyoagung”.
Secara
tidak langsung kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya
lokal kepada masyarakat khususnya anak-anak, yang nantinya akan menjadi
generasi yang dapat melestarikan budaya lokal. Saat ini, Bantengan merupakan
budaya Jawa Timur yang sedang
marak-maraknya di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa bantengan sudah
mampu menarik perhatian di kalangan masyarakat sejak zaman dahulu. Tidak
hanya orang dewasa saja, namun banyak kaum hawa yang meminati seni budaya Bantengan. Oleh karena
itu, sebagai generasi penerus bangsa harus dapat
berpartisipasi dalam melestarikan budaya lokal. (cut)
No comments:
Post a Comment