BATU- Khalid
adalah seorang pengusaha yang begitu cekatan dalam berkarya sebagai pengrajin lampion. Karyanya begitu
bagus dan unik. Lampion ini
sangat diminati oleh masyarakat baik dari bentuknya yang bervariasi dan unik. Kerajinan ini telah
dikirim ke beberapa daerah di
antaranya
Kalimantan, Lombok, Bali, Sulawesi, Sumatera, Ambon, Jakarta, kemudian yang
paling jauh di ekspor ke Italy.
Lampion ini berdiri cukup lama sekitar 20 tahun, awalnya produksi di Bali dan
untuk di daerah Batu sendiri telah berdiri sekitar 1 tahun yang terdiri dari 18
karyawan.
Penerangan lampu
sangat diperlukan untuk menerangi cahaya di ruangan, baik di kamar atau di ruang
yang lainnya. Selain itu, lampu
lampion dapat menghias ruang
sehingga pemandangan di ruangan menjadi tambah menarik. Selain rumah yang
membutuhkan berbagai inovasi bentuk dan
bahan ini juga sangat dibutuhkan untuk aksesori ruangan di hotel-hotel
berbintang, restoran, kafe dan acara-acara spesial.
Khalid pengusaha lampion
mengungkapkan bahwa ada berbagai macam bentuk dan model. Ada bentuk Bintang,
Bulat, Belimbing, Strawberry, Bunga dan masih banyak lagi bentuk lainnya.
Terdiri dari beberapa kerajinan lain yakni kerajinan anyaman tempat tisu, wadah
galon, dan tergantung juga
dari pemesanan. Bahan terbuat dari sintetis atau plastik dan besi batu Neyser. Bahan ini dipilih karena tidak
mudah rusak karena
bisa tahan lama, untuk warnanya tidak
mudah pudar apabila terbakar, karena terbuat
dari plastik asli. Bahan ini diperoleh dari Karang Ploso secara langsung dan
melalui informasi teman sehingga dapat diekspor dari Surabaya dan Tangerang. “Sudah
mempunyai channel dalam pembelian sebuah bahan yang dari luar kota,” ujarnya.
“Proses produksi
menggunakan bahan Sintetis dan besi Batu
Neyser kemudian dianyam atau dirajut.
Anyaman dalam istilah persilatan disebut Anyaman
Ruwet, dalam bahasa anak
perkuliahan Anyaman
Brekele. Dalam proses
menganyam juga banyak dibantu oleh teman-teman karyawan yang lainnya. Proses
belajar membuat lampion
secara Autodidag, kemudian juga
belajar dari teman dan saling mengajarkan antara teman yang satu dengan teman lainnya bagaimana cara membuat lampion yang bagus atau
saling ajar-ajaran. Fokus total produksinya di rumah mulai dari pengelasan, pengkrangkaan
dan di toko tinggal proses penganyaman. Dilihat dari proses penganyamannya
begitu ruwet seperti ngawur tetapi tidak ngawur,” ungkapnya.
Penjualannya
baru sempat terpikir
untuk dijual melalui online, tetapi tidak untuk semua media sosial. Hanya
sekedar upload di facebook saja. Ada
hal yang perlu diperhatikan pula ketika penjualannya melalui online. kebanyakan model yang di order oleh pembeli sehingga sangat ribet, tidak sempat, membuang-buang waktu juga dan
takut tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu,
konsumen bisa secara langsung melihat dan memesan di toko dengan berbagai model
dan warna sesuai selera. Kelebihan dari lampion
ini bisa dikirim ke luar kota bahkan ke luar negeri karena tidak mudah rusak.
Bahkan di tumpuk-tumpuk sekalipun tidak akan mudah pecah. (arn)
No comments:
Post a Comment