Daftar Berita

CakrawalaPost Versi cetak

08 December 2015

BELLE PERCUSSION COMUNITY

Komuntitas yang beranggotakan 12 orang ini mungkin sedikit asing bagi warga Malang, terkait eksistensi perkusi yang cenderung turun di era saat ini, mereka justru tetap bersemangat untuk menyatukan hobi mereka. Belle Percussion yang digawangi oleh Radit terbentuk pada tahun 2007 yang pada saat itu hanya beranggotakan empat orang, sempat vakum untuk beberapa tahun dan sempat membuat grup baru di tahun 2009.
Dengan pengalaman yang begitu banyak, akhirnya komunitas ini mampu bertahan hingga saat ini. “Belle” yang berarti bunyi-bunyian kecil dalam bahasa Itali menjadikan nama mereka identik dengan musik. Alasan mereka memilih perkusi karena kecintaan mereka kepada alat musik pukul ini yang cukup tinggi hingga memunculkan ide untuk berkumpul dan saling berbagi maupun memainkan alat musik ini secara bersama-sama. Hendrix, salah satu anggota dan juga komposser pada komunitas ini menuturkan bahwa musik yang mereka mainkan ialah tanpa batasan. Mereka bebas memainkan jenis musik apa saja dengan alat mereka masing-masing. Alat musik yang mereka gunakan yakni Jimbe, Durumba, Sariban dan tidak menutup kemungkinan alat pukul lainnya bisa digunakan dalam komunitas ini. “Untuk memainkan sebuah lagu dengan beberapa alat musik  pukul ini tidak sembarangan, juga harus memperhatikan harmonisasi di dalamnya, sehingga tercipta musik yang enak didengar, tidak sekedar pukul,” ujar Hendrix
Komunitas yang rutin berkumpul tiap hari Minggu tepatnya di depan Stasiun Kota Malang ini juga sering melakukan refreshing bersama komunitas lain seperti komunitas Vespa, meskipun kegiatan tersebut tidak terjadwal. Untuk menjadi anggota komunitas ini tidak diperlukan beberapa syarat, yang terpenting ialah ia mencintai dan menghargai musik. “Sebenarnya kami ingin mengadakan workshop, tetapi kami masih terbengkalai dalam masalah proses yang membutuhkan waktu lama, juga kendala-kendala untuk menjalankannya, kami hanya berharap kegiatan itu bisa terealisasikan secepatnya,” ujar Radit.

Harapan komunitas ini kepada pemerintah kota Malang ialah perhatian lebih kepada musisi yang tidak jarang dipandang sebalah mata karena mereka hanya musisi jalanan. Musik yang bisa memberikan inspirasi adalah yang mereka inginkan. Dukungan juga diharapkan mereka agar komunitas ini bisa terus berkembang dan bisa memberikan wadah bagi pecinta Perkusi di Kota Malang. (why/eri)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...