Temu Pengarang: Djoko Soeyono (kiri) dan Junaidi Setiyono (kanan) memberi materi kepada Peserta Temu Pengarang |
Malang
– Temu Pengarang dan Ahli Sastra yang bertema “Paradigma Estetika dan Etika
Novel Indonesia Setelah Kurun Tahun 2000-an” diadakan di Ruang Pembantu Rektor
I Universitas Muhammadiyah Malang yang
diselenggarakan pada 3 Oktober 2015 oleh Program Studi (PRODI) Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Kegiatan ini juga didukung oleh Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang.
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang.
Temu pakar dan ahli satrawan ini
mendatangkan dua pemateri yakni, Bapak Prof. Djoko Saryono dan penulis novel
Glonggong tidak lain ialah Bapak Junaedi Setiyono. Kegiatan ini dihadiri 40
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari S1 maupun
Pascasarjana. Acara berlangsung mulai pukul 09.00-12.30 WIB. Dalam acara
tersebut, tidak hanya membicarakan dari segi materi terkait etika novel, tetapi
berbicara mengenai estetika novel Glonggong karya Junaedi Setiyono. Dengan menghadirkan
pakar dan ahli sastra, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga sangat
menikmati materi yang telah disampaikan oleh pembicara. Meski demikian, belum
diketahui pasti bahwa semua peserta akan paham mengenai etika dalam novel.
Prof. Djoko Saryono selaku pemateri mengatakan etika pengarang karya sastra itu
pasti memiliki paradigma, seorang pengarang menggunakan etika, menggunakan pola
pikir dari ilmu pengetahuan. Misalnya, Ahmad Tohari menulis novelnya selalu
menggunakan paradigm agama cultural, paradigma
itu sangat penting bagi pengarang.
Universitas Muhammadiyah Malang
berpotensi sebagai perguruan tinggi swasta terkemuka se-Jawa Timur memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap wawasan mahasiswa. Oleh karena itu, para dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar acara temu
sastrawan guna memberikan wawasan terkait ilmu Sastra pada mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. “Suatu kehormatan saya datang di
Universitas Muhammadiyah Malang sebagai pemateri, karena Universitas
Muhammadiyah Malang adalah salah satu universitas unggul di Jawa Timur,” ungkap
Junaedi Setiyono.
Pelaksanaan temu sastrawan sangat
bermanfaat bagi mahasiswa Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Malang, esensi acara demikian untuk membuka wawasan paradigma dalam
kajian sastra, selain itu yang lebih menarik dalam temu sastrawan ini banyak
membicarakan estetika pada novel Glonggong karya Junaedi Setiyono yang masuk
lima besar dalam sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2006.
“Dalam sastra agar mudah dipahami tidak mengandung estetika yang berlebihan,
tetapi meski seperti itu estetika tetap perlu, asalkan seimbang tidak
berbelit-belit. Sastra agar dapat dinikmati pembaca itu memang temanya lebih
baik universal, meski temanya agama Islam, tetapi penulis harus cerdas
menyampaikan pesan agar karya sastra itu juga dapat dinikmati pembaca
nonislam,” ujar Junaedi Setiyono. (bun)
No comments:
Post a Comment