UMM- memperingati hari sumpah pemuda, Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Malang, mengadakan dialog
gerakan sumpah pemuda yang berjudul “Pemuda Menggugat”. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di ruang Student Center
(ruang sidang) lantai 4. Acara tersebut dihadiri oleh Syahrir Mustafa selaku
Wapres (Wakil Presiden) BEM UMM, Dosen FISIP Bapak Lutfi Yahyadi Gunawan beserta
pihak Kastratsospol UMM. Dialog tersebut akan membahas dua permasalahan pokok
bagi mahasiswa, yakni masalah infrastrukur dan nasib mahasiswa cadangan hendak
dibawa ke mana.
Diskusi dilakukan dengan tiga tahapan. Pertama, Bapak
Lutfi menyampaikan materi tentang sumpah
pemuda. Kedua, Mahasiswa berbicara (khusus dialog). Ketiga, motivasi dari
pemateri dialog. Acara seperti ini mengingat acara gerakan pemuda pada masa
kepresidenan Soekarno “Peduli Soekarno”, Indonesia menggugat 4000 orang pemuda
penantang Jepang, ujar Bapak Lutfi.
Dunia politik pada masa kepemimpinan Soekarno saat itu sedang gencar-gencarnya
terjadi dan menumbuhkan semangat pemuda Indonesia untuk mengembalikan hak-hak
kaum pemuda. Era kepemimpinan Soekarno pemuda berusia 14-21 tahun menjadi
penggerak terciptanya Indonesia merdeka. Betapa aktifnya pemuda untuk
menggerakkan dirinya menjadi pemuda yang aktif dan bersemangat.
Namun, posisi politik bagi pemuda sekarang kurang
menunjukkan semangat seperti di era kepemimpinan Soekarno. Gerakan pemuda
sekarang kurang momentum dan kurang atas
ideologi. Artinya, pemuda sekarang
kurang mampu menciptakan semangat pemuda yang membawa perubahan tetapi
cenderung menunggu ada momentum untuk memulainya. Hal seperti itu disebabkan
karena para aktivis yang mengkritik secara langsung aturan pemerintah sekarang
segera ditindak tegas. “Sejarah selalu mengikuti selera penguasa,” kata Bapak
Lutfi. Itulah nama yang tepat untuk menyebut politik dalam pemuda sekarang. Artinya,
masa kepepimpinan seseorang berpengaruh terhadap dunia politik dalam negeri.
Pemuda dibatasi oleh aturan-aturan pemerintah dan ujungnya
akan dimasukkan ke dalam jeruji besi, jika ada pemuda atau aktivis yang mengkritik
atas kebijakan pemerintah. Tidak luput namanya tindakan suap-menyuap terhadap
pemuda. Hasil pembatasan seperti itu pula menyebabkan pemuda saat ini tidak
bisa berbuat apa-apa. Pemuda seakan membisu, karena suap-menyuap dari
pihak-pihak tertentu. Adanya demonstrasi bayaran juga menyebabkan semangat
sepenuh hati untuk menumbuhkan inspirasi terjajah begitu saja.
Itulah liku-liku dunia pemuda yang kurang akan
prestasi. BEM UMM Berinisiatif menumbuhkan semangat 45 para pemuda dari hasil
inspirasinya untuk membangun dan mengembalikan hak-hak bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa UMM. (asd)
mlah ruangan dan
prasarana ruang perkuliahan. Menurut Syultonil (21), salah satu mahasiswa
jurusan Farmasi, “Jumlah ruangan kampus II sangat terbatas dan sangat memerlukan
tambahan ruangan, apalagi tahun 2016 akan membentuk profesi Farmasi”. Terdapat
beberapa LCD di dalam ruang perkuliahan yang rewel. Speaker di dalam
ruang perkuliahan pun hampir semua rusak sampai sekarang belum diperbaiki dan
kurang diperhatikan.
Terbatasnya ruang perkuliahan
menyebabkan beberapa permasalahan. Pertama,
banyak mahasiswa yang mengeluh, sebut saja LI (21), salah satu mahasiswa Prodi
Keperawatan UMM, “Jadwal adalah penyakit FIKES dari dulu sampai sekarang, tetap
saja diPHP (Pemberi Harapan Palsu) jadwal, terus apa gunanya dibuat jadwal?”. Dari
pernyataan tersebut terkesan sangat kecewa dengan keterbatasan ruang
perkuliahan yang berimbas pada perkuliahan molor. (lal/fau)
No comments:
Post a Comment