“Pemuda Menggugat” , ruang sidang lantai 4 FKIP
(Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan), menjadi saksi diadakannya dialog
sumpah pemuda. Dialog gerakan sumpah pemuda diadakan oleh BEM UMM (Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang). Hal ini dilakukan untuk
memperingati hari sumpah pemuda dan untuk menumbuhkan semangat pemuda khususnya
mahasiswa. Acara tersebut juga dihadiri oleh Syahrir Mustofa selaku Wapres
(Wakil Presiden) BEM UMM. Selain itu, dihadiri oleh Bapak Lutfi Gunawan (Dosen
FISIP) sebagai pemateri.
Acara dibuka dengan baik oleh Wapres BEM dan
pemateri (Bapak Lutfi). Hadirnya moderator juga menghidupkan acara dan sangat
membantu jalannya diskusi. Pada pemberitahuan tertulis, dalam dialog akan
membahas dua masalah pokok, yakni infrastruktur dan nasib mahasiswa cadangan.
Masalah infrastruktur mencakup ruang kelas yang tidak memadai hingga adanya
perkuliahan malam, dan area parkir yang kurang memadai.
Memasuki acara inti, kebingungan terjadi antara
pemateri dan tamu undangan. Mahasiswa yang hadir kebingungan harus memulai dari
mana untuk menyampaikan aspirasinya. Ketidak jelasan acara tersebut disebabkan
oleh kurang matangnya kesiapan pihak BEM UMM dalam melaksanakan kegiatan. Menurut
Hilda selaku tamu undangan, “Acara yang diadakan oleh BEM UMM sebenarnya baik dan ini baru pertama kalinya mahasiswa diajak untuk
memberikan aspirasinya baik untuk mengembalikan hak-hak mahasiswa yang selama
ini waktu, tenaga, dan biaya terkuras dalam masa perkuliahan. Namun, kesiapan
pihak penyelenggara kurang mempersiapkan acara ini dengan sungguh-sungguh”.
Ketidak siapan pihak penyelenggara terlihat dari
para tamu undangan yang kurang rapi dalam segi penataan tempat duduk dan dalam
acara inti, pemateri, Wapres BEM, dan moderator keteteran dan kebingungan
untuk mengajak tamu undangan menyatu dalam diskusi. Selain itu,
kebingungan terlihat dari para tamu undangan ketika moderator bertanya dan
semua undangan berdiam diri tidak ada yang bersuara. Mau dibawa ke mana arah
dialog seperti itu. Acara inti diisi dengan saling melontarkan pertanyaan
kepada pemateri dan moderator atas kejelasan apa yang akan dibahas dalam
dialog. Hingga akhirnya tidak ada benang merah dalam dialog tersebut.
Kastratsospol UMM kebingungan menjelaskan tujuan
diskusi pada tamu undangan. Menurut Panitia penyelenggara, tujuan diadakannya
dialog seperti ini, ingin mengajak mahasiswa
mengkirtik kebijakan pihak kampus terkait tentang infrastruktur dan nasib
mahasiswa cadangan. Kastratsospol UMM ingin memberikan wadah bagi mahasiswa
untuk menyampaikan keluh-kesahnya atas ketidaknyamanan selama menjalankan
perkuliahan. Maksud baik yang dilakukan oleh Kastratsospol UMM berakibat buruk
bagi penyelenggaraan dialog yang isinya hanya pertikaian antara apa yang akan
dibahas dan apa yang akan disampaikan oleh pemateri. Hal tersebut juga
dipertegas oleh Bapak Lutfi selaku pemateri dan Dosen FISIP kampus UMM, “Jika
kehadiran saya kurang membuat nyaman para tamu undangan, alangkah baiknya saya
pergi dan materi yang saya sampaikan juga sudah selesai, sehingga kalian bisa
menyampaikan aspirasi kalian dengan bebas dan tidak ada mata-mata dalam dialog
yang kalian lakukan”. Penjelasan beliau nemambah semakin bingungnya panitia dan
para tamu undangan “sungkan dalam Bahasa Jawa” untuk menyuruh pergi Bapak
Lutfi.
Ketidak jelasan acara yang dilaksanakan membuat tamu
undangan satu persatu pergi meninggalkan tempat. Hal seperti ini juga membuang
waktu yang sebenarnya memberi manfaat tetapi membuat bingung tamu undangan yang
meninggalkan acara, mereka ingin menyampaikan aspirasi namun semua itu belum
terealisasikan.
Diadakannya dialog “Pemuda Menggugat” sebenarnya
baik untuk mengajak mahasiswa aktif untuk membela hak-hak kaum pelajar.
Meniadakan kuliah malam, tidak mondar-mandir cari ruang kelas, tidak antri
dalam parkir kendaraan, dan nasib mahasiswa cadangan sampai sekarang belum ada
titik terangnya. Namun, semuanya sia-sia dikarenakan kurang siapnya panitia
dalam merencanakan dialog. Antusias tamu undangan awalnya berseri-seri seakan
sirna dalam kebingungan acara yang diadakan BEM UMM. (rzl)
No comments:
Post a Comment