Nafkah: Erna dan kedua adiknya saat mencari nafkah. |
MALANG
-
Banyak cara yang dilakukan setiap orang untuk bertahan
hidup salah satunya seorang gadis kecil bernama Erna. Erna
bersama kedua adiknya mempunyai cerita yang berbeda dalam menjalani kerasnya
kehidupan di kota Malang. Dia terlahir dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah.
Setiap hari Erna bersama kedua adiknya menyusuri jalan mencari rupiah
menjadi seorang pengemis. Jalan Bandung
menjadi saksi bisu keluh kesah mereka. Erna menjadi pengemis sejak duduk di kelas kelas
2 SD.
Namun, Erna bersama kedua adiknya masih beruntung, karena mereka bisa bersekolah
seperti anak-anak yang lain.
Saat ini Erna duduk di kelas
6 di SDN Karangploso sedangkan kedua adiknya Krisna
dan Bima masih TK. Saat ini mereka tinggal di
daerah Blimbing bersama kedua
orang tuanya.
Bapaknya bekerja sebagai pemulung dan ibunya bekerja sebagai pengemis sama
seperti Erna. Di tengah
panasnya terik matahari Erna bersama kedua adiknya tidak pernah lelah mencari
uang dengan cara menjadi pengemis. Penghasilan yang mereka dapatkan tidak menentu,
biasanya dalam sehari Erna mendapatkan Rp.20.000 - Rp. 30.000.“Saya pernah
tidak mendapatkan
uang sama sekali dalam sehari,” Ujar Erna.
Pekerjaan
ini memang bukan kemauan mereka, namun apalah daya takdir hidup mereka
digariskan sebagai pengemis. Hasil yang diperoleh dari mengemis, digunakan untuk membeli beras, biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Saat diwawancarai, Erna mengaku bahwa dia
ingin berhenti menjadi seorang pengemis.
“ Iya capek kak, pengennya berhenti kak,” ujar
Erna.
Erna
bercerita bahwa dia
setiap hari mengemis dan sebenarnya dia lelah dengan aktivitas ini. Tugas
sekolah Erna kerjakan sehabis
pulang sekolah, kemudian berangkat mengemis.
“Iya pulang sekolah langsung mengerjakan
tugas kak kalau ada, kalau tidak ada saya langsung berangkat mengemis kak,
pukul 5 baru pulang ke rumah,” ujar Erna.
Erna dan kedua
adiknya sudah terbiasa berada di jalan raya sehingga mereka tidak merasa takut
dengan banyaknya
kendaraan yang berlalu lalang di depan mata.
Jarang preman liar lewat di jalan
Bandung tempat mereka mengemis, maka dari
itu Erna dan adiknya sangat senang. Pekerjaan yang mereka jalani saat ini
merupakan kemauan diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang tua. Suka dukanya menjadi
seorang pengemis sudah pernah mereka rasakan. Namun,
mereka tetap menjalani pekerjaan ini dengan ikhlas. Senangnya
menjadi pengemis kadang bisa mendapatkan uang banyak
jika banyak yang memberi uang. Sementara untuk duka
yang Erna dapat juga ada, kadang hidup di jalanan seperti ini juga berbahaya,
Erna pernah ditabrak sepeda. Baginya meski dia seorang pengemis, tetapi tidak
lupa untuk belajar di sekolah, karena ilmu adalah bekal untuk mencapai
kesuksesan. (sty)
No comments:
Post a Comment