Ada
sekitar sembilan peserta yang mengikuti parade budaya. Empat peserta dari
internal UM, dan sisa
pesertanya dari kampus lain seperti dari Banyuwangi,
Jember dan Malang sendiri. Selain
parade budaya, juga diadakan lomba lukis batik nusantara dan bazar budaya. Bukan
hanya penampilan festival budaya saja
yang menarik perhatian, tetapi juga banyak stand bazar yang menarik perhatian,
salah satunya yakni
Komunitas Lintas Seni Budaya Nusantara, Bapak Koko berpendapat beliau diundang oleh
UM untuk datang di acara Festival Budaya, komunitas ini telah diketuai oleh
Bapak Joko Rendi. Komunitas ini telah mempunyai 82 jenis topeng tetapi hanya 62
jenis topeng yang disosialisasikan. Komunitas ini mempunyai nama sanggar “AMRUWO
BUMI” yang letaknya di Jalan Paner Haji Pondok Wisata Istit (Pakisaji).
Komunitas topeng ini sanggarnya tidak hanya di sana melainkan ada juga
di daerah BEP (Brawijaya Education Part).
Menurut Bapak Koko melestarikan budaya itu sangat penting apalagi dari leluhur dan
harus bisa melestarikan budaya yang ada di Malang.
Menurut
salah satu penonton,
Tutut dari jurusan Teknologi Pendidikan memberikan kesan dan pesan bahwa Budaya
Indonesia ini sangat menarik, apalagi di UM mengadakan festival budaya yang
awalnya orang-orang tidak tahu tentang budaya dari indonesia ini, akhirnya tahu setelah
dipertunjukkan di Graha Cakrawala
UM.
Setiap pementasan yang dipertunjukkan mempunyai cerita masing-masing dan
mempunyai makna. Dengan jargon “MERAIH PRESTASI, CIPTAKAN KREASI” ini para
penonton juga sangat mengapresiasi pada acara tersebut, dan kita sebagai anak
muda harus mempertahankan kesenian tradisional di kalangan remaja. Apalagi kita
sebagai kehidupan dalam komunitas berkesenian itu sangat menjadi hal yang
sangat penting karena kesenian pada hakikatnya
adalah jiwa manusia, kesenian adalah sebuah produk eksplorasi jiwa melalui
tatanan ataupun keindahan melalui
simbol-simbol pengungkapan yang dipilih untuk menyampaikan maksud isi hatinya. (ern/alf)
No comments:
Post a Comment